Sumber: Google |
Kali
ini saya membahas sedikit tentang Jurnal Dialektika: Vol. 3, No. 2, (2016)
terbitan dari kolaborasi antara Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Association of Indonesian
Language and Literature Lecturer (ADOBSI) berjudul "Penerapan Strategi
"Catalisting" Dalam Menulis Paragraf Prosesual" yang ditulis
oleh Helaluddin. Daripada teman-teman penasaran, baca sampai selesai
ya:)
Berbicara tentang menulis tentu saja berkaitan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia.
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh
mahasiswa. Namun, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang memiliki
hambatan dan kendala dalam menulis. Kendala-kendala tersebut tidak hanya
berasal dari dalam (internal) tetapi juga berasal dari faktor eksternal.
Hambatan yang berasal dari dalam (internal) lebih berkaitan dengan sifat
“keengganan” mahasiswa dalam kegiatan menulis. Menurut mereka, kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang tidak menarik sama sekali. Anggapan lain yang salah
tentang menulis adalah kegiatan ini merupakan proses yang menyulitkan bagi
mereka. Padahal, tanpa mereka sadari kemampuan menulis merupakan modal dasar
yang penting untuk masa depan. Melalui keterampilan menulis, para mahasiswa
akan memiliki modal kuat untuk karir dan pekerjaannya kelak.
Pada saat menulis, sebagian besar mahasiswa belum mengembangkan ide-ide
yang diperolehnya menjadi sebuah tulisan. Mereka cenderung mengangkat
topik/tema yang biasa dan “basi”. Kelemahan mereka terletak pada ketidakjelian
dalam mengangkat tema/topik yang ada di sekitar mereka dan mengembangkannya
menjadi esai.
Banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam menulis dasar
(menulis paragraf prosesual). Dari sekian banyak stretegi tersebut ada strategi
yang sederhana, sistematis, namun tergolong mudah dilakukan oleh dosen.
Strategi tersebut adalah strategi catalisting (bacalah, tatalah, tulislah, dan
suntinglah). Strategi ini merupakan bentuk lain dari pendekatan proses yang
terdiri atas beberapa tahapan, yaitu tahap pramenulis, membuat draf,
menyunting, merevisi, dan mempublikasikan. Dari lima tahapan pada pendekatan
proses itulah maka diturunkan atau dikembangkan strategi catalisting.
Pengembangan paragraf dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain
pargraf naratif, deskriptif, prosesual, komparatif, dan definitif. Salah satu
jenis paragraf yang disebutkan sebelumnya adalah paragraf prosesual. Paragraf
ini merupakan jenis paragraf yang menjelaskan tentang proses dalam membuat,
menyusun atau melakukan sesuatu yang dijabarkan secara jelas melalui
serangkaian tahapan.
Sebuah
paragraf prosesual harus memuat beberapa tahap dari topik yang disampaikan
dalam tulisan. Setiap tahapan harus dijelaskan secara terperinci agar pembaca
dapat memahami secara jelas dan tepat. Agar dapat memuat informasi yang tepat
dalam paragraf prosesual tersebut maka penulis harus memperhatikan adanya
transisi direksional (directional transition). Transisi ini merupakan suatu
gerakan yang berpindah-pindah berdasarkan instruksi atau prosedur. Perpindahan
yang dimaksud dalam paragraf ini harus ditulis secara jelas dengan menggunakan
kata pertama, kedua, selanjutnya, terakhir, dan lain-lainnya.
Jika
kalian tertarik dan ingin tahu lebih tentang strategi Catalisting, kalian bisa
buka link ini dan download secara gratis http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/5185.
Semoga bermanfaat:)
1 Komentar
Jadi bedanya penerapan strategi catalisting dengan penulisan biasa itu apa ya ka?
BalasHapus